From Zero to 3000, From Nothing to CEO
Logo

From Zero to 3000, From Nothing to CEO

Blog Single

Hidup itu harus bekerja keras. Selama dirimu nggak pernah meninggalkan zona nyaman, berpuas dirilah dengan keadaanmu sekarang. Kesuksesan hanya diraih oleh orang yang mau meraihnya, termasuk menerobos zona nyaman, menciptakan batas zona lain yang lebih luas, agar bisa menggapai cita-citanya.

Begitulah kira-kira yang ada di benak Steve Christian. Berangkat dari nol, mendapatkan penolakan sana-sini, tapi terus berjalan dan berusaha hingga akhirnya menjadi CEO dari Kapanlagi Youniverse (KLY).

Berbicara di depan kaum muda pencari inspirasi sukses di 'Young On Top National Conference' (YOTNC) 2018, pria yang akrab disebut Steve ini menceritakan darah dan air mata yang ia keluarkan untuk mendirikan perusahaan media daring tersebut.

©KapanLagi

Termotivasi Berkat Penolakan

Kisah dimulai ketika dirinya mendapatkan pelajaran berharga, yaitu ditolak sebagai kasir apotek setelah lulus SMA di Malang, Jawa Timur.

"Saya mulai berusaha sendiri karena penolakan. Pada waktu selesai SMA saya ingin bantu ortu saya. Dan saya dari Malang saya datang di salah satu toko yang kebetulan sahabat saya kerja di sana. Dia bilang mau resign. Dan saya dikasih kerjaan itu," ujar Steve, membuka ceritanya.

Tapi bukannya dapat pekerjaan, ketika sampai di apotek tersebut sang pemilik bilang bahwa posisi kasir sudah terisi.

"Kemudian saya datang hari Senin. Ternyata pada waktu saya datang dari Senin si pemilik toko tanya ke saya kamu siapa, saya bilang saya yang mau bekerja disini om. Terus CEO-nya bilang, kasirnya sudah ada sejak Jumat," kenangnya.

Kalian pasti bisa merasakan pedihnya di-PHP-in, kan? Begitu pula yang dirasakan Steve pada waktu itu. Padahal harapannya begitu tinggi untuk memiliki pekerjaan dan pendapatan sendiri.

Terjun ke Dunia Digital

 

Di sisi lain, tanpa penolakan dari pemilik apotek tersebut, mungkin Kapanlagi Youniverse tak akan terbentuk. Sebuah momen yang membuat dirinya terlecut untuk memiliki bisnis, agar memberi lapangan kerja bagi orang lain.

"Saya kecewa sekali, penolakan yang besar. Dari situ saya punya cita-cita, nanti kalau saya punya sesuatu saya ingin menciptakan lapangan pekerjaan yang besar. Pada waktu itu saya sangat butuh sekali pekerjaan. Penolakan buat saya sangat sedih dan bertekad, saya ingin berbuat sesuatu," kisahnya.

Sambil berkuliah, tepatnya tahun 1993, Steve Christian juga mulai getol menerjuni dunia komputer. Bisnis yang dikerjakannya adalah melayani jasa pembuatan program komputer untuk toko-toko. Karena semakin besar, akhirnya dia memutuskan untuk berhenti dari kuliah.

©KapanLagi

Mendirikan Kapanlagi

Mendapatkan modal yang cukup dari bisnis-bisnis sebelumnya, Steve akhirnya memberanikan diri untuk mendirikan Kapanlagi yang dikenal masyarakat sebagai kanal berita. Dengan modal awal 300 juta Rupiah, Steve merintis Kapanlagi dari bawah dengan pengoperasian yang sangat sederhana.

Nyaris Gulung Tikar

Entrepreneur sejati itu baru kelihatan ketika dihadapkan pada masalah. Dua tahun berjalan, PT Kapanlagi harus menghadapi cobaan berat. Steve pun memanggil teman-temannya untuk menyampaikan keadaan tersebut. Namun keberuntungan tampaknya masih menaungi Kapanlagi dan Steve Christian. Ketika ada informasi Kapanlagi akan tutup, justru value-nya makin meningkat.

"Setelah 2 tahun mau tutup tapi ada kemurahan tahu-tahu setelah saya announce akan tutup tahu-tahu meningkat, naik naik naik naik," ungkapnya.

Badai bukan hanya sekali menerpa PT Kapanlagi. Cobaan kembali datang di tahun 2011, yaitu ketika ada aturan baru dari pemerintah soal media digital. Sekali lagi Kapanlagi dihadapkan pada permasalahan, bertahan atau musnah.

"Dan kemudian ada satu perubahan peraturan di Indonesia yang membuat banyak company kita yang waktu itu kita terbesar, kita dari Telkomsel Indosat XL tahu-tahu hari itu tidak ada. Pada Oktober waktu itu penghasilan kita hilang dalam semalam. Karena peraturan pemerintah," kenang Steve.

 

©KapanLagi

Badai Pasti Berlalu

Berbagai pengalaman pahit dijadikan pelajaran untuk kembali bangkit dan menjadi lebih baik. Dari Kapanlagi Network, perkembangan perusahaan menjadi pesat. Saking luasnya bahkan Steve memutuskan untuk mengubah namanya menjadi Kapanlagi Youniverse, yang menaungi 11 media, 900 karyawan, dan 120 juta pembaca setiap bulannya.

"Hari ini kita punya 900 lebih karyawan. Dari kapanlagi kita punya 11 media, kapanlagi.com, liputan6.com, ada merdeka.com, fimela.com, bola.com, bola.net. Jumlahnya pembacanya 120 juta. Saya tidak kebayang akan jadi 120 juta banyak sekali ya,” tukasnya.

Dari penolakan berubah kesuksesan. Dari kasir apotek hingga menjadi CEO salah satu grup perusahaan media online terbesar di Tanah Air. Semua itu diraih dengan tidak mudah, butuh waktu puluhan tahun dan harus dihadang beberapa kali cobaan hingga akhirnya Steve Christian bisa menjadi seperti sekarang ini.

Jadi kalau kamu menghadapi cobaan, jangan langsung menyerah. Steve juga punya quote menarik yang pernah diucapkan dan menjadi pegangan hidupnya hingga sekarang: What doesn’t kill you makes you stronger.